GUNUNG MAS
– Anggota DPRD Kabupaten Gumas Rayaniatie Djangkan menghadiri festival Harubuh Manugal tahun 2024 di Kecamatan Tewah. Festival tersebut didahului dengan ritual adat Dayak, yaitu manawur, mampisik ganan petak, manimang binyi dan mengambil benih. Dilanjutkan dengan manugal yang menggunakan kayu diruncingkan pada bagian depan untuk membuat lubang di tanah. “Kegiatan harubuh manugal merupakan salah satu kearifan lokal yang secara turun temurun dilakukan oleh masyarakat Dayak. Itu harus terus dilestarikan sehingga diketahui generasi selanjutnya,” kata Raya, Selasa, 8 Oktober 2024.
Dia berharap agar harubuh manugal tidak menjadi kebudayaan yang terlupakan masyarakat khususnya generasi muda, akan tetapi harus terus dilestarikan sebagai budaya masyarakat Dayak yang sarat akan pesan-pesan moral kehidupan. “Festival ini dapat menjadi kegiatan tahunan yang memotivasi masyarakat untuk memanfaatkan lahan dengan berladang maupun menanam padi sebagai kebutuhan pangan pokok masyarakat,” jelas Politisi PAN ini.
Dia meminta agar festival harubuh manugal dapat digelar pada setiap kecamatan, untuk memotivasi generasi muda terjun menjadi petani milenial, tidak semata-mata berfikir hanya ingin menjadi ASN. “Jangan malu menjadi petani. Sektor pertanian memegang peranan penting dalam membangunan ketahanan pangan dan perekonomian,” ujarnya.
Meskipun sempat diguyur hujan, festival harubuh manugal semakin seru dengan tradisi hajamuk, yaitu tradisi adat Dayak berupa mengoles pipi bahkan seluruh wajah setiap peserta, dari arang kayu hasil pembakaran lahan untuk berladang. “Lahan tempat kegiatan harubuh manugal seluas kurang lebih tiga hektare, yang nanti juga ditanam berbagai jenis sayuran seperti jagung, timun, terong, lombok dan tanaman sayuran lain,” tandasnya.
(gmn/ikalteng.com)