iKalteng.com
Politik

Kepala Daerah Bukanlah Penguasa Maupun Raja, Melainkan Pelayan Masyarakat

KOTAWARINGIN TIMUR – Jadi kepala daerah bukanlah menjadi penguasa maupun raja, melainkan menjadi pelayan masyarakat. Setiap orang yang berani menjadi kepala daerah berarti memiliki kesadaran penuh untuk berkorban lebih banyak dibandingkan masyarakat.

Hal ini diungkapkan oleh Rendi, pemuda Sampit lulusan S1 Fakultas Sosial dan Ilmu Politik. Saat ini Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) dan beberapa kabupaten di wilayah tersebut sedang berjalan proses pemilihan kepala daerah, yakni Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, serta Bupati dan Wakil Bupati.

Rendi menilai, menjadi kepala daerah, khususnya Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) tidaklah sederhana. Ada beberapa tantangan yang akan dihadapkan pada Bupati maupun Wakilnya saat terpilih nanti.

”Ingat, kepala daerah adalah pelayan masyarakat, bukan raja. Banyak hal yang harus dikerjakan untuk masyarakat. Kepentingan pribadi yang kurang mendesak haruslah dikesampingkan. Apalagi di Kotim ini banyak masyarakat yang mengeluhkan berbagai hal, mulai dari jalan, listrik, ekonomi hingga sosial. Tentunya tidak sesederhana yang dibayangkan, harus ada gebrakan dan tentunya akan menguras energi,” kata pemuda berusia 25 tahun ini, Minggu, 6 Oktober 2024.

Dilanjutkan, pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Kotim, Rudini-Paisal, dinilai memiliki energi ekstra untuk menyelesaikan permasalahan yang ada. Bahkan ditegaskannya, permasalah dari tahun ke tahun selalu hampir sama tanpa ada penyelesaian yang jelas.

”Kali ini saya akan memilih kepala daerah dari pasangan muda, Rudini-Paisal. Membawa Kotim menjadi kabupaten yang maju perlu ide-ide baru dan tenaga ekstra. Saya yakin, pasangan ini bisa merangkul semua kalangan, baik lansia, tua, dewasa maupun muda untuk memajukan Kotim. Saya sudah melihat beberapa program yang diatur mereka, itu semua bagus, semoga dapat direalisasikan saat menjadi Bupati dan Wakil Bupati nantinya,” tegas pria berkacamata ini.

Terpisah, Muhammad Rudini Darwan Ali sempat mengungkapkan hal senada disaat dirinya dan Paisal Damarsing mendeklarasikan diri untuk maju dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) tahun 2024 di Bumi Habaring Hurung ini.

”Tidak henti-hentinya saya terus maju untuk menjadi bupati. Sudah tiga kali ini saya maju, ini karena kecintaan saya kepada masyarakat. Saya ingat ucapan almarhum ayah, jadi kepala daerah bukanlah menjadi raja, tapi pelayan masyarakat. Dan saya sudah siap untuk hal itu,” ucapnya dengan tegas.

Bahkan diakui, meski telah gagal dua kali dalam Pilkada Kotim sebelumnya, ia tetap akan terus maju lantaran ingin berjuang untuk kesejahteraan masyarakat dan memajukan kabupaten yang memiliki potensi di berbagai lini. (AMD)

Berita Terkait